Doa

INNAALILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI'UUN, ALLOOHUMMA JURNII MIN MUSHIBATII WAKHLUF LII KHOIROM MINHA"

amazing onions get away flu

In 1919 when the flu killed 40 million people there was this Doctor that visited the many farmers to see if he could help them combat the flu... Many of the farmers and their families had contracted it and many died.

Ujian dan Musibah Tanda Allah Cinta

Inilah yang patut dipahami setiap insan beriman. Bahwa cobaan kadang dapat meninggikan derajat seorang muslim di sisi Allah dan tanda bahwa Allah semakin menyayangi dirinya. Dan semakin tinggi kualitas imannya, semakin berat pula ujiannya.

Faktor-Faktor Yang Memudahkan Shalat Tahajjud

Sesungguhnya melakukan shalat Tahajjud dan mengekang dorongan hawa nafsu dan syaitan, adalah sesuatu yang teramat berat dan sulit kecuali bagi orang yang dimudahkan dan ditolong oleh Allah. Ada beberapa faktor yang bisa membantu dan memotivasi seseorang untuk melakukan shalat Tahajjud serta memudahkannya dengan izin Allah. Faktor ini terbagi dua bagian; sarana lahir dan sarana batin.

benefit of Al-Kahf

It is recommended to recite Surat al-Kahf completely the night before Friday, and it is also recommended to do so Friday itself, before Maghrib time. Ibn Abidin said, �And it is best to do so early on Friday, in order to rush to the good and to avoid forgetting. � [Ibn Abidin, Radd al-Muhtar, �Bab al-Jumu`ah�]

FREE SMS

my fav

Sunday, February 10, 2013

doa

"INNAALILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI'UUN, ALLOOHUMMA JURNII MIN MUSHIBATII WAKHLUF LII KHOIROM MINHA"
Artinya: Sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nya kami akan kembali, ya Allah berilah aku pahala dari musibah yang ku alami ini dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.
Verily unto Allah we belong, and unto Him shall we return. O Allah! Reward me in my calamity, and grant me from it something better than that.
Umm Salama reported Allah's Messenger (may peace be upon him) as saying: If any Muslim who suffers some calamity says, what Allah has commanded him," We belong to Allah and to Him shall we return; O Allah, reward me for my affliction and give me something better than it in exchange for it," Allah will give him something better than it in exchange. When Abu Salama died she said: What Muslim is better than Abu Salama whose family was the first to emigrate to the Messenger of Allah (may peace be upon him). I then said the words, and Allah gave me God's Messenger (may peace be upon him) in exchange. She said: The Messenger of Allah (may peace be upon him) sent Hatib b. Abu Balta'a to deliver me the message of marriage with him. I said to him: I have a daughter (as my dependant) and I am of jealous temperament. He (the Holy Prophet) said: So far as her daughter is concerned, we would supplicate Allah, that He may free her (of her responsibility) and I would also supplicate Allah to do away with (her) jealous (temperament). -Muslim :: Book 4 : Hadith 2000   
http://hadist.masjid.asia/p/blog-page_8.html  
 http://www.searchtruth.com/searchHadith.php?keyword=calamity&translator=2&search=1&book=&start=0&records_display=100&search_word=any
 
 

Saturday, February 9, 2013

Ujian dan Musibah Tanda Allah Cinta

Posted: 07 Feb 2013 04:20 AM PST

iloveAllaah.com Indonesian Version

Friday, February 8, 2013 6:42 AM
Inilah yang patut dipahami setiap insan beriman. Bahwa cobaan kadang dapat meninggikan derajat seorang muslim di sisi Allah dan tanda bahwa Allah semakin menyayangi dirinya. Dan semakin tinggi kualitas imannya, semakin berat pula ujiannya. Namun ujian terberat ini akan dibalas dengan pahala yang besar pula. Sehingga kewajiban kita adalah bersabar. Sabar ini merupakan tanda keimanan dan kesempurnaan tauhidnya.

Dari Anas bin Malik, Nabi sallAllaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).
Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau sallAllaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).
Faedah dari dua hadits di atas:
1- Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan pahala yang besar.
2- Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,
يا بني الذهب والفضة يختبران بالنار والمؤمن يختبر بالبلاء
“Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”
3- Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan mendapat pahala yang besar.
4- Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang pedih.
5- Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.
6- Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa.
7- Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy berkata, “Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas hingga ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.” (Lihat Faidhul Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)
8- Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk bersikap sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya untuk meminta musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.”
Jika telah mengetahui faedah-faedah di atas, maka mengapa mesti bersedih? Sabar dan terus bersabar, itu solusinya.
Semoga Allah memberi kita taufik dalam bersabar ketika menghadapi musibah. Wallahul muwaffiq.
Related posts:
  1. 11 Renungan Ketika Mendapati Musibah
  2. Tanda-Tanda Hari Kiyamat Besar dan Kecil
  3. Tanda-tanda Kebaikan dan Keburukan
  4. Hikmah Dibalik Musibah
  5. Makna Ujian
  6. Dialog Allah SWT dan Malaikat tentang Orang-Orang yang Berdzikir dan Berdoa
  7. Ramadhan dan Taubat Kepada Allah
  8. Anjuran Untuk Mencintai dan Membenci Karena Allah

Monday, January 28, 2013

Faktor-Faktor Yang Memudahkan Shalat Tahajjud

source:
ILoveAllaah.com Indonesian Version
Posted: 27 Jan 2013 04:06 AM PST
Oleh Muhammad bin Suud Al-Uraifi
Sesungguhnya melakukan shalat Tahajjud dan mengekang dorongan hawa nafsu dan syaitan, adalah sesuatu yang teramat berat dan sulit kecuali bagi orang yang dimudahkan dan ditolong oleh Allah.
Ada beberapa faktor yang bisa membantu dan memotivasi seseorang untuk melakukan shalat Tahajjud serta memudahkannya dengan izin Allah. Faktor ini terbagi dua bagian; sarana lahir dan sarana batin.
Faktor Lahir:
1. Menjauhi Perbuatan Dosa Dan Maksiat
Yaitu, tidak melakukan perbuatan dosa di siang hari dan di malam hari, karena hal itu bisa membuat hati keras dan menghalangi seseorang dari curahan rahmat.
Seorang laki-laki bertanya kepada al-Hasan al-Bashri, "Wahai Abu Sa'id, semalaman aku dalam keadaan sehat, lalu aku ingin melakukan shalat malam dan aku telah menyiapkan kebutuhan untuk bersuci, tapi mengapa aku tidak dapat bangun?" Al-Hasan menjawab, "Dosa-dosamu mengikatmu."[1] 
Sufyan ats-Tsauri berkata, "Selama lima bulan aku merugi tidak melakukan shalat Tahajjud karena dosa yang aku perbuat." Ia ditanya, "Apakah dosa yang engkau lakukan?" Ia menjawab: "Aku melihat seseorang menangis, lalu aku berkata dalam diriku, 'Orang ini riya'.'"[2] 
Sebagian orang shalih berkata, "Betapa banyak makanan yang bisa menghalangi orang melakukan shalat Tahajjud dan betapa banyak pandangan yang membuat orang rugi tidak membaca sebuah surat. Sesungguhnya seorang hamba kadang memakan suatu makanan atau melakukan suatu perbuatan lalu ia diharamkan karenanya dari melakukan shalat Tahajjud selama setahun."[3] 
Fudhail bin 'Iyadh berkata, "Bila kamu tidak mampu melakukan shalat Tahajjud di malam hari dan puasa di siang hari maka kamu adalah orang yang merugi."[4] 
Saudaraku, tinggalkanlah kemaksiatan dan dosa jika engkau mengharapkan berkhalwah (menyendiri) dengan Allah Yang Mahamengetahui segala yang ghaib!
2. Tidak Meninggalkan Tidur Siang Karena Itu Adalah Sunnah
Dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu anhuma, ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِسْتَعِيْنُوْا بِطَعَامِ السَّحَـرِ عَلَى صِيَامِ النَّـهَارِ، وَبِالْقَيْلُوْلَةِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ.
"Jadikanlah makanan sahur sebagai sarana untuk membantumu melakukan puasa di siang hari dan tidur pada tengah hari sebagai sarana untuk membantumu melakukan shalat Tahajjud."[5] 
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong untuk melakukan hal-hal yang dapat membantu, menggiatkan dan menjadikan orang beramal dengan terus-menerus. Sebab sibuk di siang hari hingga tidak tidur pada tengah hari dapat membuat fisik lemah dan di malam hari tidur menjadi nyenyak.
Al-Hasan al-Bashri bila datang ke pasar dan mendengar hiruk pikuk orang-orang di sana, ia berkata, "Aku mengira malam mereka adalah malam yang buruk (karena tidur nyenyak dan tidak bertahajjud), mengapa mereka tidak tidur tengah hari?"[6] 
3. Tidak Memperbanyak Makan
Sebab orang yang banyak makan akan banyak minum akan terlelap dalam tidur dan berat untuk melakukan shalat Tahajjud.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
مَا مَلأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ، بِحَسْبِ إِبْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٍ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ.
"Tidak ada wadah yang paling buruk yang diisi manusia selain perutnya, cukuplah seorang anak Adam menyantap beberapa suap makanan saja yang dapat mengokohkan tulang punggungnya. Jika memang ia harus mengisi perutnya maka hendaknya ia mem-berikan sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya."[7] 
Diriwayatkan bahwa iblis menampakkan dirinya kepada Yahya bin Zakariya dengan membawa beberapa buah sendok. Yahya bertanya kepadanya, "Untuk apakah sendok-sendok ini?" Iblis menjawab, "Ini adalah syahwat yang aku gunakan untuk menjebak anak keturunan Adam." Yahya bertanya kepadanya, "Apakah engkau mendapatkan sesuatu dari jebakan atau diriku?" Ia menjawab, "Ya, tadi malam engkau kenyang, lalu aku menjadikanmu berat untuk melakukan shalat Tahajjud." Yahya berkata, "Aku pasti tidak akan mengenyangkan perutku lagi selamanya." Iblis berkata, "Aku pasti tidak akan memberi nasihat (saran) kepada siapa pun setelah saranku ini kepadamu."[8] 
Wahab bin Munabih berkata, "Tidak ada anak keturunan Adam yang lebih disukai syaitan selain tukang makan dan tukang tidur." [9] 
Mis'ar bin Kadam berkata:
وَجَدْتُ الْجُوْعَ يَطْرُدُهُ رَغِيْفُ
وَمَلَءَ الْكَفُّ مِنْ مَاءِ الْفُرَاتِ
وَقَلَّ الطَّعَمُ عَـوْنٌ لِلْمُصَلِّـي
وَكَثْرُ الطَّعَمِ عَوْنٌ لِلسَبَّاتِ
Aku temukan rasa lapar dapat disingkirkan
Dengan roti dan segenggam air sungai Eufrat.
Sedikit makanan dapat membantu orang yang shalat
Dan banyak makanan justru membantu orang-orang yang suka mencela. [10] 
4. Tidak Membebankan Fisik Di Siang Hari
Misalnya dengan memberikan pekerjaan yang sangat berat dan membebaninya dengan pekerjaan yang membuat fisik dan otot lemah di siang hari. Hal ini akan membuat rasa kantuk di malam hari.
5. Mengamalkan Sunnah Saat Tidur
Yaitu dengan berupaya melakukan: (1). Membaca dzikir-dzikir yang dianjurkan sebelum tidur, karena itu semakin memperkokoh hubungan hamba dengan Rabb-nya. (2). Tidur di atas lambung sebelah kanan.
Ibnul Qayyim rahimahullah menguraikan rahasia di balik cara tidur seperti ini dengan mengemukakan, "Tidur dengan cara berbaring di atas lambung sebelah kanan memiliki rahasia. Yaitu, bahwa hati berada di sebelah kiri, maka bila seseorang tidur di atas lambung kirinya, ia akan tidur sangat nyenyak karena dia dalam kondisi tenang dan nyaman sehingga tidur jadi nyenyak. Sementara bila ia tidur di atas lambung sebelah kanan, tidurnya tidak nyenyak karena hatinya tidak menentu (gelisah) ingin mencari tempat menetapnya. Karena itulah para ahli medis menganjurkan tidur dengan posisi di atas lambung sebelah kiri karena itulah posisi istirahat yang paling sem-purna dan tidur yang paling nyaman. Sedang-kan agama menyunnahkan tidur di atas lambung sebelah kanan agar tidurnya tidak nyenyak se-hingga tidak meninggalkan shalat Tahajjud. Jadi tidur di atas lambung sebelah kanan bermanfaat bagi hati dan di atas sebelah kiri bermanfaat bagi tubuh. Wallaahu a'lam."[11] 
Faktor Batin:
Faktor batin ini dijelaskan Imam al-Ghazali rahimahullah dalam bukunya Ihyaa' ‘Uluumid Diin:
1. Membersihkan hati dari sifat dengki terhadap kaum muslimin, dari perbuatan bid'ah dan dari keinginan duniawi yang berlebihan. Sebab orang yang mencurahkan sepenuh pikirannya untuk urusan duniawi tidak akan mudah melakukan shalat Tahajjud. Kalau pun ia melakukannya, dalam shalatnya yang dipikirkan hanyalah urusan duniawi dan yang terbayang dalam pikiranya hanyalah bisikan-bisikan dunia tersebut.
2. Rasa takut yang mendominasi hati disertai angan-angan hidup yang pendek. Sebab bila seseorang merenungkan huru-hara kehidupan akhirat dan tingkatan terbawah Neraka Jahannam maka tidurnya tidak akan nyenyak dan takutnya sangat besar, sebagaimana dikatakan Thawus, "Mengingat Neraka Jahannam menjadikan tidurnya ahli ibadah tidak nyenyak."
مَنَعَ الْقُـرْآنُ بِوَعْدِهِ وَوَعِيْـدِهِ
مُقِلُّ الْعُـيُوْنُ بِلَيْلِهَا أَنْ تَهْجَـعَا
فَهِمُوْ عَنِ الْمَلِكِ الْجَلِيْلِ كَلاَمُهُ
فَرِقَابُهُمْ ذَلَّتْ إِلَيْـهِِ تَخَـضَّعَا
Al-Qur-an dengan janji dan ancamannya
Membuat mata tidak dapat tidur di malam hari.
Mereka memahami firman Raja Yang Mahaagung (Allah)
Lalu mereka merendah dan tunduk kepada-Nya.
3. Mengetahui keutamaan shalat Tahajjud dengan menyimak ayat-ayat, hadits-hadits dan atsar-atsar, hingga timbul keinginan dan kerindu-annya terhadap pahalanya sangat besar. Rasa rindu itu kemudian mendorongnya untuk mendapatkan pahala yang lebih dan keinginan mencapai dejarat Surga.
4. Ini adalah faktor yang paling mulia. Yaitu mencintai Allah dan keyakinan yang kuat, bahwa dalam shalat Tahajjud dia tidak mengucapkan satu huruf pun melainkan ia tengah bermunajat kepada Rabb-nya dan menyaksikan-Nya, disertai dengan kesaksiannya terhadap apa yang terlintas di hatinya. Bisikan yang ada di dalam hatinya yang datang dari Allah itu adalah pembicaraannya dengan-Nya. Bila ia telah mencintai Allah, pasti ia ingin berduaan bersama-Nya dan menikmati munajat dengan-Nya, sehingga hal itu mendorongnya untuk berlama-lama dalam shalat. Kenikmatan ini tidaklah mustahil dan generasi Salaf kita telah merasakannya.
Abu Sulaiman berkata, "Seandainya Allah memperlihatkan kepada orang-orang yang senantiasa melakukan shalat Tahajjud pahala dari amal mereka, tentu kenikmatan yang mereka rasakan lebih besar dari pahala yang mereka dapat."
Ibnu al-Munkadir berkata, "Tidak ada kenikmatan dunia kecuali tiga; shalat Tahajjud, berkumpul bersama saudara seiman dan shalat dengan berjama'ah."
Ketahuilah bahwa karunia dan kenikmatan inilah yang paling diharapkan, karena shalat malam dapat membuat hati bersih dan menyingkirkan segala problem kehidupan.[12] 
[Disalin dari kitab "Kaanuu Qaliilan minal Laili maa Yahja’uun" karya Muhammad bin Su'ud al-‘Uraifi diberi pengantar oleh Syaikh 'Abdullah al-Jibrin, Edisi Indonesia Panduan Lengkap Shalat Tahajjud, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Ihya'-u 'Uluumid Diin (I/313).
[2]. Ibid, (I/314)
[3]. Ash-Shalaatu wat Tahajjud (hal. 322).
[4]. Al-Hilyah (VIII/91).
[5]. HR. Ibnu Majah dalam kitab ash-Shiyaam, bab Maa Jaa-a fis Sahuur, (hadits no. 1693). Di dalam sanadnya terdapat perawi bernama Zam'ah bin Shalih, Ibnu Hajar menilainya. Semen-tara dalam hadits yang dinilai shahih oleh al-Albani dari Anas Radhiyallahu anhu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: قِيْلُوْا فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لاَ تَقِيْلُ.
"Tidurlah pada tengah hari (siang hari) karena syaitan tidak tidur pada tengah hari." Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Sha-hiihah (no. 2647).
[6]. Ash-Shalaatu wat Tahajjud (hal. 308).
[7]. HR. At-Tirmidzi dalam kitab az-Zuhd, bab Maa Jaa-a fii Karaahiyati Katsratil Akl, (hadits no. 2380) dengan komentar-nya, "Hadits ini hasan shahih," Ibnu Majah dalam kitab al-Ath'imah, bab al-Iqthisharu fil Akli wa Karaahiyatusy Syib'a, (hadits no. 3349). Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albani dalam Jaami'ush Shahiih (no. 5550).
[8]. Ash-Shalaatu wat Tahajjud (hal. 320).
[9]. Az-Zuhd oleh Imam Ahmad, (hal. 373).
[10]. Al-Hilyah (VII/219).
[11]. Baca Zaadul Ma’aad (I/321).
[12]. Ihyaa' ‘Uluumid Diin (I/314-315) dengan beberapa perubahan redaksi.

Wednesday, October 24, 2012

deep thinking in problems

Wednesday, October 3, 2012

think deep of life

think deep of life

Thursday, September 20, 2012

hadith

Narrated Ibn Mas'ud: A man kissed a woman (unlawfully) and then went to the Prophet and informed him. Allah revealed: And offer prayers perfectly At the two ends of the day And in some hours of the night (i.e. the five compulsory prayers). Verily! good deeds remove (annul) the evil deeds (small sins) (11.114). The man asked Allah's Apostle, "Is it for me?" He said, "It is for all my followers." (Book #10, Hadith #504)Bukhari

Tuesday, May 1, 2012


O Allah! Please grant me the one
Who will be the garment for my soul
Who will satisfy half of my deen
And in doing so make me whole

Make him righteous and on your path
In all he'll do and say
And sprinkle water on me at Fajr
Reminding me to pray

May he earn from halal sources
And spend within his means
May he seek Allah's guidance always
To fulfill all his dreams

May he always refer to Qur'an
and the Sunnah as his moral guide
May he thank and appreciate Allah
For the woman at his side

May he be conscious of his anger
And often fast and pray
Be charitable and sensitive
In every possible way

May he honor and protect me
And guide me in this life
And please Allah! Make me worthy
to be his loving wife

And finally, O Allah!
Make him abundant in love and laughter
In taqwa and sincerity
In striving for the hereafter!

May Allah grant all the Muslim sisters with such husbands... Ameen!


Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic